SELAMAT DATANG DI AHLUSSUNNAH KENDAL. KAJIAN RUTIN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH BOJA, SETIAP HARI SABTU DAN AHAD DI MUSHOLA AL HIDAYAH KOMPLEK KANTOR CAMAT BOJA JALAN PRAMUKA BOJA KENDAL PUKUL 16:00-ISYA

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kajian Rutin Hari Ahad di Boja Kendal

Dengan Mengharap Ridho Allah Subhanahu wa ta'ala

HADIRI KAJIAN RUTIN Insya Allah Tiap AHAD

                               AHAD 1 dan 3
  Pembahasan Kitab:Al Qowadih Fil 'Aqidah(Syaikh Ibn Baz)
                               Fikih Sunnah lin nissa(Syaikh Abu Malik)
                               Riyadzus shalihin(Imam Nawawi)
  Pemateri               :Ustadz Abu Najiyyah Muhaimin
                           
                               AHAD 2 dan 4                                              
  Pembahasan Kitab:Addurorul Bahiyyah (Imam Syaukany)
                              Syarh Arba'in Nawawi (Dr Shalih Al Fauzan)
  Pemateri               :Abu Abdil Muhsin Fadhel Ahmad         

WAKTU dan TEMPAT  : Pkl 04:00- Isya
                                       : Masjid Kantor Camat Boja Kendal
                                              (Jl Pramuka Boja Kendal )
     Cp:Eko 083874573055

Selasa, 18 Oktober 2011

Membongkar Kesesatan LDII : Apa itu Manqul (1)

Antara Al Quran, al Hadits dan ‘Manqul’
Oleh: Al Ustadz Qomar ZA Lc
Jangan khawatir…
Jangan takut…
Baca dulu…
Semoga Allah senantiasa memberimu petunjuk.
Pengertian Manqul dalam Ajaran LDII
Manqul H Nur Hasan Ubaidah adalah proses pemindahan ilmu dari guru ke murid. Ilmu itu harus musnad (mempunyai sandaran) yang disebut sanad, dan sanad itu harus mutashil (bersambung) sampai ke Rasulullah sehingga manqul musnad muttashil (disingkat M.M.M.) diartikan belajar atau mengaji Al Quran dan hadits dari Guru dan gurunya bersambung terus sampai ke Rasulullah.

Senin, 17 Oktober 2011

Syarat diterimanya Amal


Ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin –semoga Allah memberikan hidayah kepadaku dan kepada anda untuk berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-sunnah-, sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan menerima suatu amalan apapun dan dari siapapun kecuali setelah terpenuhinya dua syarat yang sangat mendasar, yaitu :
1.         Amalan tersebut harus dilandasi keikhlasan hanya kepada Allah Ta’ala, sehingga pelaku amalan tersebut sama sekali tidak mengharapkan dengan amalannya tersebut kecuali balasan pahala dari Allah Ta’ala.
2.         Tata cara pelaksanaan amalan tersebut harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah .
Para ulama Islam menjelaskan, bahwa dalil dari kedua syarat ini disebutkan oleh Allah Ta’ala di beberapa tempat dalam Al-Qur’an, di antaranya,

Kasus Ruyati: Ujian Kaum Muslimin Oleh: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc.

Telah terjadi hukum pancung atas ibu Ruyati pada tanggal 18 Juni 2011 lalu di negara Saudi Arabia (http://m.inilah.com/read/detail/1620212/inilah-kronologis-proses-hukum-tki-ruyati/), kejadian yang cukup menggemparkan, terutama di Indonesia. Bagaimana tidak? Ibu Ruyati -semoga Allah merahmatinya-, adalah seorang ibu berkewarganegaraan Indonesia, yang bekerja menjadi TKW di Saudi Arabia telah dihukum pancung. Seolah tiada hujan tiada angin, tiba-tiba berita duka tersebut menghujani tanah air ini dengan deras, bahkan keluarga korbanpun mengaku tidak mendapat informasi yang cukup. Sebagaimana pemerintah Indonesia juga mengaku demikian.

Mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Menjauhi Bid’ah Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu dengan mempelajari dan mengamalkan serta berpegang teguh di atas syariat-Nya. Karena di dalamnya ada cahaya dan petunjuk yang demikian mencukupi untuk membimbing dan mengatur seluruh sisi kehidupan kita. Mulai dari urusan rumah tangga hingga ketatanegaraan. Sehingga selama seseorang itu mengikuti petunjuk dan aturan-Nya pasti dia akan selamat di dunia dan akhirat. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji bagi orang yang mengikuti petunjuk-Nya di dalam firman-Nya:

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى

“Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123)

Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi Oleh Ust Abu Muawiyah hammad

Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi
Tahukan anda apa perbedaan antara keempat perkara di atas?
Mengetahui hal ini adalah hal yang sangat penting, khususnya perbedaan antara mani dan madzi, karena masih banyak di kalangan kaum muslimin yang belum bisa membedakan antara keduanya. Yang karena ketidaktahuan mereka akan perbedaannya menyebabkan mereka ditimpa oleh fitnah was-was dan dipermainkan oleh setan. Sehingga tidaklah ada cairan yang keluar dari kemaluannya (kecuali kencing dan wadi) yang membuatnya ragu-ragu kecuali dia langsung mandi, padahal boleh jadi dia hanyalah madzi dan bukan mani. Sudah dimaklumi bahwa yang menyebabkan mandi hanyalah mani, sementara madzi cukup dicuci lalu berwudhu dan tidak perlu mandi untuk menghilangkan hadatsnya.
Karenanya berikut definisi dari keempat cairan di atas, yang dari definisi tersebut bisa dipetik sisi perbedaan di antara mereka: